Kerajaan tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan tertua
kedua di Indonesia. Kerajaan ini pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian
barat pada abad ke-4 sampai abad ke-7. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh
raja Dirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358M. Kerajaan Tarumanegara bercorak
Hindu. Letak Kerajaan ini dulunya di sungai Cisadane sebelah barat & sungai
Citarum sebelah timur.
Raja-Raja
Yang Pernah Berkuasa
1. Jayasingawarman (358-382)
2. Dharmayawarman (382-395)
3. Purnawarman (395-434)
4. Wisnuwarman (434-455)
5. Indrawarman (455-515)
6. Candrawarman (515-535)
7. Suryawarman (535-561)
8. Kertawarman (561-628)
9. Sudhawarman (628-639)
10. Hariwangsawarman (639-640)
11. Nagajayawarman (640-666)
12. Linggawarman (666-669)
Latar Belakang Raja Purnawarman
Raja
Purnawarman yang pernah berkuasa dan sangat terkenal dalam catatan
sejarah adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai
Gomati dan Candrabaga(Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km).
Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000
ekor sapi kepada kaum brahmana. Penggalian saluran air ini sangat besar
artinya, karena merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar
pengairan sawah-sawah pertanian rakyat. Hasil pertanian tersebut memajukan
perekonomian.
KEHIDUPAN
MASYARAKAT
-Kehidupan
Politik
Raja
Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan
rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja
Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali
ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran
irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat.
-Kehidupan
Ekonomi
Prasasti
tugu menyatakan bahwavraja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk membuat
sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan terusan ini mempunyai arti
ekonomis yang besar nagi masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana
untuk mencegah banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan
antardaerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar. Juga perdagangan dengan
daera-daerah di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan perekonomian masyarakat
Kerajaan Tarumanegara sudah berjalan teratur.
-Kehidupan
Sosial
Kehidupan
sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya
raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan
rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana
yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang
dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.
-Kehidupan
Budaya
Dilihat
dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang
ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa
tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai
peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan telah
berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.
Peninggalan
Prasasti : Kerajaan Tarumanegara meninggalkan tujuh
prasasti, yaitu:
· Prasasti
Ciaruteun. Prasasti ini ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, Bogor. Pada
prasasti ini terdapat cap sepasang telapak kaki milik Raja Purnawarman yang
melambangkan kekuasaan raja yang dipercaya sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.
· Prasasti Kebon
Kopi. Ditemukan di Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Prasasti ini berisi
tentang gambar dua telapak kaki gajah airwata, yang dikatakan sebagai gajah
kendaraan dewa wisnu.
· Prasasti Jambu.
Disebut juga dengan Prasasti Pasir Koleangkak. Prasasti ini ditemukan di area
perkebunan jambu di Bogor. Prasasti yang ditulis menggunakan Huruf Pallawa dan
Bahasa Sansekerta ini mengisahkan tentang kebijaksanaan Raja Purnawarman dalam
memerintah Kerajaan Tarumanegara.
· Prasasti Muara
Cianten. prasasti ini ditemukan di daerah Muara Cianten, Jawa Barat. tertulis
dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan
telapak kaki.
· Prasasti Pasir
Awi. Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwilia, prasasti
ini juga belum dapat dibaca.
· Prasasti
Cidanghiyang. Disebut juga dengan Prasasti Munjul. Prasasti ini ditemukan
di Kampung Lebak, Kecamatan Munjul, Banten. Prasati ini mengkisahkan tentang keberanian Raja
Purnawarman.
· Prasasti Tugu.
Prasasti ini ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Cilincing,
Jakarta Utara. Prasasti ini mengisahkan tentang penggalian Sungai Candrabaga
dan Gomati sepanjang 6112 tombak (12 KM) pada masa pemerintahan Raja
Purnawarman. Penggalian sungai ini dimaksudkan untuk mencegah datangnya bencana
banjir dan sebagai sarana irigrasi sawah untuk mengatasi kekeringan.
berakhirnya
Kerajaan Tarumanegara
Runtuhnya
kerajaan Tarumanegara bermula dari kepercayaan yang diberikan oleh sang raja
kepada pemerintah daerah di bawah raja, untuk mimimpin wilayahnya sendiri.
Lalu, kebiasaan memberikan warisan wilayah atau daerah kepada putra dan putri
mahkota, yang lantas membuat kerajaan baru diwilayahnya tersebut. Hal itu
membuat kekuasaan raja menjadi lemah dan gampang diserang musuh. Tahun 669 M,
raja Linggawarman yang menjadi raja terakhir, meyerahkan kekuasaan kepada
menantunya yang berasal dari kerajaan Sriwijaya. Lantas, berakhirlah pemerintah
dalam nama Tarumanegara berganti menjadi kerajaan Sunda
Komentar
Posting Komentar